Sejarah Pernikahan Baksri Dari Lamongan dan Makna Didalamnya


Setiap daerah pasti memiliki prosesi pernikahan nya sendiri seperti halnya lamongan, lamongan memiliki asa pernikahan bernama bakasri ada ini turun temurun dari kerajaan terdahulu. Setiap pernikahan pasti ada proses yang di lalui bukan nah Kanal lamongan kali ini akan memberikan proses dan makna di balik nya.

Pernikahan Baksri 

Dilamongan sendiri setiap daerah berbeda - beda prosesi pernikahan nya cuma makna yang tersirat itu sama.

Sejarah Pernikahan Bakasri

Di berbagai daerah di
Indonesiamempunyai perbedaan tradisi
tata rias dantata busana mempelai. Misalnya tata riasdan busana mempelai gaya Betawi, mempelai gaya Sunda, mempelai gaya Surakarta, gaya Jogjakarta, gaya Minang,gaya Palembang/Sriwijaya, gaya Banjar,dan sebagainya. Untuk daerah
Jawa Timurumumnya masyarakat yang
menikahkananaknya mengikuti tata rias
gayaSurakarta, atau gaya Jogjakarta.
Padahal diJawa Timur juga mempunyai
tata rias dan busana mempelai gaya
Madura, gayaSurabaya, gaya Mojoputri yang dikembangkan di daerah Mojokerto,
dan di Lamongan juga mempunyai tata rias dan busana mempelai gaya Bekasri.

Tat rias dan busana Bekasri
yangmerupakan akronim daribek  danasri
(bek = penuh;asri= indah), jadi Bekasri
berarti penuh keindahan. Tata rias
Bekasriini merupakan aset budaya daerah
Lamongan yang mempunyai keunikan dan
keindahan tersendiri. Selain itu
rangkaianupacara mempelai Bekasri juga
saratdengan muatan ajaran tidak tertulis
yangdiwujudkan dengan rangkaian upacara tradisi yang dilaksanakan dalam rangkaian upacara pernikahan.
Tata rias dan busana pengantinBekasri
sebenarnya sudah cukup lamadigunakan
oleh masyarakat Lamongan.

Mula-mula berkembang di daerah Mantupyang seketika itu menjadi bagian dariwilayah kerajaan Singasari dan selanjutnya setelah Singasari runtuh dan timbul kerajaan Majapahit, daerah
Mantupmenjadi bagian dari wilayah
kerajaan Majapahit. Tradisi yang
digunakan dalamupacara tradisi pengantin
Bekasrimenunjukkan bahwa masyarakat
Mantupdan sekitarnya yang merupakan
daerah berkembangnya tata rias dan busana pengantin Bekasri adalah
masyarakatagraris. Hal ini terbukti bahwa
dalam rangkaian upacara menggunakan
saranahasil bumi seperti padimakanan yang merupakan olahan dari hasil bumi, dan juga menganggap betapa pentingnya
sumber air.

Bukti lain bahwa masyarakat  pendukung upacara tradisi pengantinvBekasri adalah masyarakat agraris, bahwa orang yang mempunyai anak gadis sangat berkeinginan mengambil
menantu jejak yang rajin bekerja
mengolah sawah. Halini diharapkan
setelah menjadimenantunya akan dapat
dijadikan tenagamengolah sawahnya.
Berdasarkan hasil penelitian penulis, tata
rambut, modelhiasan bunga, cara berkain,
dan beberapaasesoris yang digunakan pada pengantin Bekasri sangat mirip dengan tata busanadan asesoris yang digunakan pada
patung patung peninggalan kerajaan
Majapahityang tersimpan di moseum
Trowulan Mojokerto. Hal ini menunjukkan
bahwatata rias pengantin Bekasri
mencontoh tata busana raja atau bangsawan kerajaan Majapahit atau kerajaan sebelumnya yaitu
Singasari.

Upacara tradisi pengantin
Bekasri mengajarkan bahwa suami harus
bertanggung jawab terhadap istri
tidakhanya harus dapat memberi nafkah
batinsaja, tetapi juga perlu memberi nafkah
lahir, hal ini terbukti dari
rangkaian upacara pemberian bahan
makanan dari pengantin wanita yang
berupa beras dankebutuhan bahan
makanan lainnya. Selainitu upacara tradisi
pengantin Bekasri jugamengajarkan bahwa kedua keluarga yang berbesanan tidak lepas dari tanggungjawab terhadap pengantin berdua. Hal ini tampak
pada upacara Tali waris yang pelaksanaannya adalah sebagai berikut.

Keluarga mempelai pria dan wanita secara bergiliran memasukkan uang, perhiasan,
dan atau sumbangan bentuk lain ke dalam
bokor atau talam yang sudah disediakan. Seluruh sumbangan pada acara tali
warisini seluruhnya menjadi hak  keduamempelai. Bila mendatangkan
gamelan,untuk mengawali upacara tali
waris inigending Giro Srunen, dan pada
pelaksanaan para kerabat memasukkanuang/sumbangan ke dalam
bokor diiringigending Eling-eling. Ini
merupakan pelajaran tidak tertulis agar
kedua keluargayang berbesanan tetapeling
(ingat) bahwakedua pengantin adalah telah menjadikeluarga mereka semua.

Upacara Pernikahan Bakasri Lamongan

Berikut ini adalah urutan pernikahan bakasri yang memiliki banyak makna yang tertulis ini dia prosesnya :

1. Nontok Delok

Keluarga yang telah mempunyaianak gadis 
yang telah menginjak remajadan sudah 
pantas dinikahkan mulaimelihat-lihat 
jejaka mana yang rajin bekerja di sawah. 
Bila ada yang dirasakancocok, dilanjutkan 
dengan Keluarga yang telah mempunyai 
anak gadis yang telah menginjak remaja dan sudah pantas dinikahkan mulai melihat-lihat jejakamana yang rajin bekerja di sawah. Bila adayang dirasakan cocok, dilanjutkan dengan nyontok/ganjur.

2. Nyontok / Ganjur

Nyontok atau ganjur adalah menanyakan 
kepada keluarga jejaka,apakah si jejaka sudah ada yang menanyakan atau melamar, agar tidakterjadi perebutan atau 
pertengkaran dengan keluarga lain yang 
juga menginginkan jejaka tersebut untuk 
diambil menantu.

3. Nglamar

 Nglamar atau pinangan diLamongan 
mempunyai tradisi tersendiriyang tidak 
sama dengan daerah lain, yaitu wanita yang melamar pria. Keluarga yangmelamar dengan membawa buah tangan berupa 
bahan makanan dan kue yang bersifat rekat yang mempunyai artisimbolis bahwa tujuan melamar adalahbuntuk merekatkan dua keluarga yang akan berbesanan. Pihak wanita memberikan peningset, berupa kopyah dan sarung yangmempunyai arti simbolis agar pria yangdilamar rajin dan tekun beribadah.

Pihak pria bila bersedia dilamar dalamkunjungan balasan ke pihak 
wanitamemberikan pakaian lengkap yang 
jugadisertai pakaian dalam yang 
mempunyaiarti simbolis sebagai 
pendidikan bagi priacalon suami bahwa 
tugas dan kewajibansuami terhadap istri 
adalah memberikan nafkah lahir dan nafkah batin.

Kewajiban suami dalammasyarakat Jawa dirinci menjadina-lima (lima N) yaitu nuroni, ngayani, ngingoni,nyandangi, ngomahi. Nuroni sebagai N pertama artinya memberikan nafkah batin secara 
rutinmengajak hubungan sex layaknya 
suamiistri. N kedua sampai kelima 
merupakannafkah lahir ngayani artinya 
memberikannafkah lahir berupa uang dan 
barang barang kebutuhan sekunder, ngingoni artinya memberikan makanan 
yang cukupsetiap hari;nyandangi artinya 
memberikan pakaian yang pantas dan 
cukup; danngomahi adalah memberikan 
tempattinggal yang memadai, pantas, dan 
layakuntuk hidup bersama istri dan 
anakanaknya.

4. Ngethek Dino

Kedua keluarga yang sudah sepakatuntuk 
berbesanan dan menjodohkananaknya 
berunding mencari hari yang baikuntuk 
melaksanakan pernikahan. Biasanya 
persetujuan mereka berkisar pada setelah 
panen berikutnya, atau akhir tahun 
berikutnya.

5. Ambyuk - Ambyuk

Jejaka yang sudah disepakati 
untukmenjadi menantu pindah ke 
rumahkeluarga calon mertua. Di rumah 
calonmertua, menantu harus membantu mengerjakan pekerjaan rumah juga membantu mengerjakan sawah.

6. Ngedhek Tarup

Dalam mendirikan tarub selain 
ijintetangga dekat juga melibatkan tetangga
dekat untuk membantu secara 
gotong royong. Ini merupakan arti simbolis 
bahwaorang hidup di dunia tidak dapat 
sendiriandan perlu bantuan orang lain.

7. Bukak Gedhek

Yaitu membuka dinding rumah
 bagi yang depan yang dibuat dari anyaman bambu. Pada masa sekarang dinding rumah sudah banyak yang dibuat dari batu bata sehingga untuk membuka
gedheg cukup dilakukan secara simbolis
denganmembuka jendela dan pintu rumah
bagiandepan.

Pelaksanaan mbukak gedheg
ini bersamaan pada waktu mendirikan tarub yang bertujuan agar dalam
pelaksanaan upacara temu manten maupun kegiatankegiatan yang lain mendapatkan ruanganyang relatif besar dan terbuka sehingga pengaturannya tidak ruwet.

8. Seserahan

Srahsrahan adalah barang-barang
yang diserahkan keluarga pria 
kepadakeluarga wanita, sebagai bantuan 
dari pihak pria sebagai rasa ikut bertanggung jawab dalam 
menyelenggarakan upacara pernikahan. 

Hal ini selain mempunyai nilaiseni juga 
mengandung arti simbolis bahwa mempelai pria benar-benar sudah siap bahan makanan yang akan digunakan untuk hidup berumah tangga. Baik bahanmakanan yang sudah jadi, bahan makananmentah, maupun bahan makanan yangmasih berupa tanaman.

9. Ngaturi Slametan

Selametan/kenduri, maksud dantujuan 
selametan/kenduriadalahmemberitahu 
kepada tetangga dan sanak keluarga bahwa orang yang mengadakan selametan akan 
mempunyai hajat menikahkan anak 
gadisnya.

Untuk itu para tetangga dan 
sanak keluarga yangdiundang selametan diminta membeikan doa kepada kedua mempelai, agar pelaksanaan pernikahannya dapat berjalanlancar dan selamat.

9. Ijab Qobul

Ijab qabul/nikah dilaksanakan dirumah
mempelai wanita menurut tatacaraagama
yang dianut oleh mempelai berdua.Bila
calon mempelai pria rumahnya jauhdari
rumah mempelai wanita, ia diperbolehkan
mondok di rumah mempelai wanita, hal
semacam ini menurut adat lamongan
dinamakan nyantri.

Kedatanganmempelai pria beserta para kerabat, dan pengiringnya disambut ayah-ibu mempelai wanita di beranda/teras depan rumahnya. Kemudian diadakan serah terimamempelai pria kepada keluarga mempelaiwanita.

10. Temu Manten

Sebelumnya pelaksanaan temumanten/
panggih, mempelai wanita diajak ke rumah sesepu desa atau kepala dusun,di situ
mempelai wanita dirias. Setelah selesai di
rias, mempelai wanita digendong/dibopong
oleh pamannya dibawa pulang ke rumah
orang tuamempelai wanita. Sampai di
rumah di dudukkan di kursi yang diletakkan didepan pintu rumah bagian dalam atau diteras rumah tetapi agak ke dalam, dengan didampingi dua orang gadis pengiringnya, untuk menuggu kedatangan mempelai pia.

11. Upacara Dalam Tuwuh

Mempelai makan didalamtuwuh,
setelah beberapa saat duduk di pelaminan,
dan para tamu makan hidangan yang
telah disediakan, kedua mempelai oleh dukunmanten diajak menuju ketuwuh dan
dudukdiatas tikar didalam tuwuh.
Kedua mempelai duduk berhadapan,
ditengahnya ada bantal kecil berwarna
putih, dandidekatnya diletakkan batang
pisang dansesaji. Yang boleh masuk
kedalamtuwuh hanya kedua mempelai dan
dukun manten.

Upacara didalamtuwuh adalah mempelai
 berdua makan nasi kuning yang
dikepalyang merupakan bagian sesaji.
Caranya, dimakan sedikit oleh mempelai
pria kemudian sisanya diberikan mempelai
wanita untuk dimakan juga sedikit
dansisanya lagi diberikan kepada
dukunmanten untuk dikembalikan ke
piring dandisimpan, hal ini mempunyai
arti simbolisagar rejeki yang diperoleh
suami tidak dihabiskan tetapi dipergunakan sedikit danditabung untuk masa depan.

12. Penyerahan Nafkah

Yang dimaksud penyerahan nafkahadalah
penyerahan berbagai kebutuhanhidup
yang dirupakan beras, uang dan pakaian
yang melambangkan kebutuhansandang
pangan dan merupakan bukti pertanggungjawaban suami
terhadapkehidupan anggota rumah tangga
nya.

Semua barang-barang tersebut
diangkatatau digendong oleh mempelai
pria ke tempat upacara penyerahan nafkah
danditurunkan mempelai pria sekaligus menyerahkn kepada mempelai
wanitadengan mengucapkan “iki dek,
sandang pangan soko aku”. Selanjutnya
pengantinwanita memegang barang-barang tersebutsebagai tanda diterima.

13. Upacara Setelah Temu

Ada tiga macam acara pentingsetelah
upacara temu/panggih, yaituramah-ramah
dan hiburan, setelah hajatselesai
dilanjutkan dengan membongkar tarub dan menutup gedheg dan upacara
terakhir adalah sepasaran, yaitu mengantar
kedua mempelai ke rumah
orangtuamempelai laki-laki. Dalam acara
sepasaran ini yang mempunyai hajat adalah orangtuamempelai laki-laki.

14. Spasaran

Sepasar (sepekan) setelah pelaksanaan akad nikah, diadakan upacara sepasaran, sedangkan orang tua pengantin wanita mewakilkan salah satu anggotakeluarga dengan diiringi rombongan,datang ke rumah orangtua mempelai pria. Kedatangan rombongan keluarga pegantinwanita ke rumah besan
dengan disertaimembawa berbagai barang
bawaan yang berupa :

  • Jodang berisi kue dan makanan yang jumlah nya harus lebih banyak dariyang dibawa oleh rombongankeluarga pengantin pria ketikadatang kerumah orangtua pengantinwanita.
  • Satu ember mendut dengan isi berwara merah yang disebut katul.3) Satu ember mendt dengan isivberwarna putih
  • Satu pikul nasi lengkap dengan lauk pauk nya (sega/jangan)Yang dipersiapkan oleh orangtua pengantin pria untuk menyambutkedatangan kedua pengantin dan rombongan.

Setelah kedua pengantin datang,ibu 
pengantin pria memberi makan nasi yang 
dikepal kepada kedua pengantin dengan 
cara didulang ataudisuapkan dan cara 
makan digigit sedikit. Setelah itu kedua 
pengantindiberi minum air putih 
yangdiwadahi jebor. Ini merupakan tanda 
bahwa orang tua memberikan makan
(ngingoni) terakhir kepada anaknyakarena 
mereka sudah dianggap dewasa dan mulai 
mencari nafkah sendiri. Selanjutnya kedua 
pengantin dibimbing kedua orang tua pengantin pria untuk menuju tempat yangdisediakan untuk melaksanakanupacara sepak telur. 
Pelaksanaannya,satu butir telor ayam 
diletakkan didalam takir yang berisi gecok 
bakal,takir  tersebut ditaruh di 
atasdhingklik yang telah dilapis kain batik 
(jarit).

Pengantin priamenyepaktakir yang 
berisi gecok bakal  dan telor sehingga 
terlempardan tumpah. Setelah itu ibu 
pengantin pria mengambil janur dan
daun beringin, dicelupkan air 
bungasetaman, kemudian 
dipercikkan kepada kedua pengantin secara bergantian dari kepala sampai matakaki. 

Setelah ibu pengantin priaselesai 
memberikan percikkan air bunga setaman, 
anggota keluargayang lain yang dianggap sesepuh juga memberikan percikkan air 
bunga setaman seperti itu. 
Setelahdianggap cukup dilanjutkan dengan
ramah tamah.

Pada malam harinya, kedua orangtua 
pengantin wanita datang berkunjung ke 
rumah besannyasambil membawa gula dan kopi bubuk, dan berpesan kepada besannya agar kedua pengantin harus pulang ke 
rumah orang tua pengantinwanita sebelum ayam jantan berkokok (sebelum subuh).

Belum ada Komentar untuk "Sejarah Pernikahan Baksri Dari Lamongan dan Makna Didalamnya"

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel