Sejarah Pernikahan Baksri Dari Lamongan dan Makna Didalamnya
Rabu, 07 Maret 2018
Tambah Komentar
Setiap daerah pasti memiliki prosesi pernikahan nya sendiri seperti halnya lamongan, lamongan memiliki asa pernikahan bernama bakasri ada ini turun temurun dari kerajaan terdahulu. Setiap pernikahan pasti ada proses yang di lalui bukan nah Kanal lamongan kali ini akan memberikan proses dan makna di balik nya.
![]() |
Pernikahan Baksri |
Dilamongan sendiri setiap daerah berbeda - beda prosesi pernikahan nya cuma makna yang tersirat itu sama.
Sejarah Pernikahan Bakasri
Di berbagai daerah di
Indonesiamempunyai perbedaan tradisi
tata rias dantata busana mempelai. Misalnya tata riasdan busana mempelai gaya Betawi, mempelai gaya Sunda, mempelai gaya Surakarta, gaya Jogjakarta, gaya Minang,gaya Palembang/Sriwijaya, gaya Banjar,dan sebagainya. Untuk daerah
Jawa Timurumumnya masyarakat yang
menikahkananaknya mengikuti tata rias
gayaSurakarta, atau gaya Jogjakarta.
Padahal diJawa Timur juga mempunyai
tata rias dan busana mempelai gaya
Madura, gayaSurabaya, gaya Mojoputri yang dikembangkan di daerah Mojokerto,
dan di Lamongan juga mempunyai tata rias dan busana mempelai gaya Bekasri.
Tat rias dan busana Bekasri
yangmerupakan akronim daribek danasri
(bek = penuh;asri= indah), jadi Bekasri
berarti penuh keindahan. Tata rias
Bekasriini merupakan aset budaya daerah
Lamongan yang mempunyai keunikan dan
keindahan tersendiri. Selain itu
rangkaianupacara mempelai Bekasri juga
saratdengan muatan ajaran tidak tertulis
yangdiwujudkan dengan rangkaian upacara tradisi yang dilaksanakan dalam rangkaian upacara pernikahan.
Tata rias dan busana pengantinBekasri
sebenarnya sudah cukup lamadigunakan
oleh masyarakat Lamongan.
Mula-mula berkembang di daerah Mantupyang seketika itu menjadi bagian dariwilayah kerajaan Singasari dan selanjutnya setelah Singasari runtuh dan timbul kerajaan Majapahit, daerah
Mantupmenjadi bagian dari wilayah
kerajaan Majapahit. Tradisi yang
digunakan dalamupacara tradisi pengantin
Bekasrimenunjukkan bahwa masyarakat
Mantupdan sekitarnya yang merupakan
daerah berkembangnya tata rias dan busana pengantin Bekasri adalah
masyarakatagraris. Hal ini terbukti bahwa
dalam rangkaian upacara menggunakan
saranahasil bumi seperti padimakanan yang merupakan olahan dari hasil bumi, dan juga menganggap betapa pentingnya
sumber air.
Bukti lain bahwa masyarakat pendukung upacara tradisi pengantinvBekasri adalah masyarakat agraris, bahwa orang yang mempunyai anak gadis sangat berkeinginan mengambil
menantu jejak yang rajin bekerja
mengolah sawah. Halini diharapkan
setelah menjadimenantunya akan dapat
dijadikan tenagamengolah sawahnya.
Berdasarkan hasil penelitian penulis, tata
rambut, modelhiasan bunga, cara berkain,
dan beberapaasesoris yang digunakan pada pengantin Bekasri sangat mirip dengan tata busanadan asesoris yang digunakan pada
patung patung peninggalan kerajaan
Majapahityang tersimpan di moseum
Trowulan Mojokerto. Hal ini menunjukkan
bahwatata rias pengantin Bekasri
mencontoh tata busana raja atau bangsawan kerajaan Majapahit atau kerajaan sebelumnya yaitu
Singasari.
Upacara tradisi pengantin
Bekasri mengajarkan bahwa suami harus
bertanggung jawab terhadap istri
tidakhanya harus dapat memberi nafkah
batinsaja, tetapi juga perlu memberi nafkah
lahir, hal ini terbukti dari
rangkaian upacara pemberian bahan
makanan dari pengantin wanita yang
berupa beras dankebutuhan bahan
makanan lainnya. Selainitu upacara tradisi
pengantin Bekasri jugamengajarkan bahwa kedua keluarga yang berbesanan tidak lepas dari tanggungjawab terhadap pengantin berdua. Hal ini tampak
pada upacara Tali waris yang pelaksanaannya adalah sebagai berikut.
Keluarga mempelai pria dan wanita secara bergiliran memasukkan uang, perhiasan,
dan atau sumbangan bentuk lain ke dalam
bokor atau talam yang sudah disediakan. Seluruh sumbangan pada acara tali
warisini seluruhnya menjadi hak keduamempelai. Bila mendatangkan
gamelan,untuk mengawali upacara tali
waris inigending Giro Srunen, dan pada
pelaksanaan para kerabat memasukkanuang/sumbangan ke dalam
bokor diiringigending Eling-eling. Ini
merupakan pelajaran tidak tertulis agar
kedua keluargayang berbesanan tetapeling
(ingat) bahwakedua pengantin adalah telah menjadikeluarga mereka semua.
Indonesiamempunyai perbedaan tradisi
tata rias dantata busana mempelai. Misalnya tata riasdan busana mempelai gaya Betawi, mempelai gaya Sunda, mempelai gaya Surakarta, gaya Jogjakarta, gaya Minang,gaya Palembang/Sriwijaya, gaya Banjar,dan sebagainya. Untuk daerah
Jawa Timurumumnya masyarakat yang
menikahkananaknya mengikuti tata rias
gayaSurakarta, atau gaya Jogjakarta.
Padahal diJawa Timur juga mempunyai
tata rias dan busana mempelai gaya
Madura, gayaSurabaya, gaya Mojoputri yang dikembangkan di daerah Mojokerto,
dan di Lamongan juga mempunyai tata rias dan busana mempelai gaya Bekasri.
Tat rias dan busana Bekasri
yangmerupakan akronim daribek danasri
(bek = penuh;asri= indah), jadi Bekasri
berarti penuh keindahan. Tata rias
Bekasriini merupakan aset budaya daerah
Lamongan yang mempunyai keunikan dan
keindahan tersendiri. Selain itu
rangkaianupacara mempelai Bekasri juga
saratdengan muatan ajaran tidak tertulis
yangdiwujudkan dengan rangkaian upacara tradisi yang dilaksanakan dalam rangkaian upacara pernikahan.
Tata rias dan busana pengantinBekasri
sebenarnya sudah cukup lamadigunakan
oleh masyarakat Lamongan.
Mula-mula berkembang di daerah Mantupyang seketika itu menjadi bagian dariwilayah kerajaan Singasari dan selanjutnya setelah Singasari runtuh dan timbul kerajaan Majapahit, daerah
Mantupmenjadi bagian dari wilayah
kerajaan Majapahit. Tradisi yang
digunakan dalamupacara tradisi pengantin
Bekasrimenunjukkan bahwa masyarakat
Mantupdan sekitarnya yang merupakan
daerah berkembangnya tata rias dan busana pengantin Bekasri adalah
masyarakatagraris. Hal ini terbukti bahwa
dalam rangkaian upacara menggunakan
saranahasil bumi seperti padimakanan yang merupakan olahan dari hasil bumi, dan juga menganggap betapa pentingnya
sumber air.
Bukti lain bahwa masyarakat pendukung upacara tradisi pengantinvBekasri adalah masyarakat agraris, bahwa orang yang mempunyai anak gadis sangat berkeinginan mengambil
menantu jejak yang rajin bekerja
mengolah sawah. Halini diharapkan
setelah menjadimenantunya akan dapat
dijadikan tenagamengolah sawahnya.
Berdasarkan hasil penelitian penulis, tata
rambut, modelhiasan bunga, cara berkain,
dan beberapaasesoris yang digunakan pada pengantin Bekasri sangat mirip dengan tata busanadan asesoris yang digunakan pada
patung patung peninggalan kerajaan
Majapahityang tersimpan di moseum
Trowulan Mojokerto. Hal ini menunjukkan
bahwatata rias pengantin Bekasri
mencontoh tata busana raja atau bangsawan kerajaan Majapahit atau kerajaan sebelumnya yaitu
Singasari.
Upacara tradisi pengantin
Bekasri mengajarkan bahwa suami harus
bertanggung jawab terhadap istri
tidakhanya harus dapat memberi nafkah
batinsaja, tetapi juga perlu memberi nafkah
lahir, hal ini terbukti dari
rangkaian upacara pemberian bahan
makanan dari pengantin wanita yang
berupa beras dankebutuhan bahan
makanan lainnya. Selainitu upacara tradisi
pengantin Bekasri jugamengajarkan bahwa kedua keluarga yang berbesanan tidak lepas dari tanggungjawab terhadap pengantin berdua. Hal ini tampak
pada upacara Tali waris yang pelaksanaannya adalah sebagai berikut.
Keluarga mempelai pria dan wanita secara bergiliran memasukkan uang, perhiasan,
dan atau sumbangan bentuk lain ke dalam
bokor atau talam yang sudah disediakan. Seluruh sumbangan pada acara tali
warisini seluruhnya menjadi hak keduamempelai. Bila mendatangkan
gamelan,untuk mengawali upacara tali
waris inigending Giro Srunen, dan pada
pelaksanaan para kerabat memasukkanuang/sumbangan ke dalam
bokor diiringigending Eling-eling. Ini
merupakan pelajaran tidak tertulis agar
kedua keluargayang berbesanan tetapeling
(ingat) bahwakedua pengantin adalah telah menjadikeluarga mereka semua.
Upacara Pernikahan Bakasri Lamongan
Berikut ini adalah urutan pernikahan bakasri yang memiliki banyak makna yang tertulis ini dia prosesnya :
1. Nontok Delok
Keluarga yang telah mempunyaianak gadis
yang telah menginjak remajadan sudah
pantas dinikahkan mulaimelihat-lihat
jejaka mana yang rajin bekerja di sawah.
Bila ada yang dirasakancocok, dilanjutkan
dengan Keluarga yang telah mempunyai
anak gadis yang telah menginjak remaja dan sudah pantas dinikahkan mulai melihat-lihat jejakamana yang rajin bekerja di sawah. Bila adayang dirasakan cocok, dilanjutkan dengan nyontok/ganjur.
2. Nyontok / Ganjur
Nyontok atau ganjur adalah menanyakan
kepada keluarga jejaka,apakah si jejaka sudah ada yang menanyakan atau melamar, agar tidakterjadi perebutan atau
pertengkaran dengan keluarga lain yang
juga menginginkan jejaka tersebut untuk
diambil menantu.
3. Nglamar
Nglamar atau pinangan diLamongan
mempunyai tradisi tersendiriyang tidak
sama dengan daerah lain, yaitu wanita yang melamar pria. Keluarga yangmelamar dengan membawa buah tangan berupa
bahan makanan dan kue yang bersifat rekat yang mempunyai artisimbolis bahwa tujuan melamar adalahbuntuk merekatkan dua keluarga yang akan berbesanan. Pihak wanita memberikan peningset, berupa kopyah dan sarung yangmempunyai arti simbolis agar pria yangdilamar rajin dan tekun beribadah.
Pihak pria bila bersedia dilamar dalamkunjungan balasan ke pihak
wanitamemberikan pakaian lengkap yang
jugadisertai pakaian dalam yang
mempunyaiarti simbolis sebagai
pendidikan bagi priacalon suami bahwa
tugas dan kewajibansuami terhadap istri
adalah memberikan nafkah lahir dan nafkah batin.
Kewajiban suami dalammasyarakat Jawa dirinci menjadina-lima (lima N) yaitu nuroni, ngayani, ngingoni,nyandangi, ngomahi. Nuroni sebagai N pertama artinya memberikan nafkah batin secara
rutinmengajak hubungan sex layaknya
suamiistri. N kedua sampai kelima
merupakannafkah lahir ngayani artinya
memberikannafkah lahir berupa uang dan
barang barang kebutuhan sekunder, ngingoni artinya memberikan makanan
yang cukupsetiap hari;nyandangi artinya
memberikan pakaian yang pantas dan
cukup; danngomahi adalah memberikan
tempattinggal yang memadai, pantas, dan
layakuntuk hidup bersama istri dan
anakanaknya.
4. Ngethek Dino
Kedua keluarga yang sudah sepakatuntuk
berbesanan dan menjodohkananaknya
berunding mencari hari yang baikuntuk
melaksanakan pernikahan. Biasanya
persetujuan mereka berkisar pada setelah
panen berikutnya, atau akhir tahun
berikutnya.
5. Ambyuk - Ambyuk
Jejaka yang sudah disepakati
untukmenjadi menantu pindah ke
rumahkeluarga calon mertua. Di rumah
calonmertua, menantu harus membantu mengerjakan pekerjaan rumah juga membantu mengerjakan sawah.
6. Ngedhek Tarup
Dalam mendirikan tarub selain
ijintetangga dekat juga melibatkan tetangga
dekat untuk membantu secara
gotong royong. Ini merupakan arti simbolis
bahwaorang hidup di dunia tidak dapat
sendiriandan perlu bantuan orang lain.
7. Bukak Gedhek
Yaitu membuka dinding rumahbagi yang depan yang dibuat dari anyaman bambu. Pada masa sekarang dinding rumah sudah banyak yang dibuat dari batu bata sehingga untuk membuka
gedheg cukup dilakukan secara simbolis
denganmembuka jendela dan pintu rumah
bagiandepan.
Pelaksanaan mbukak gedheg
ini bersamaan pada waktu mendirikan tarub yang bertujuan agar dalam
pelaksanaan upacara temu manten maupun kegiatankegiatan yang lain mendapatkan ruanganyang relatif besar dan terbuka sehingga pengaturannya tidak ruwet.
8. Seserahan
Srahsrahan adalah barang-barang
yang diserahkan keluarga pria
kepadakeluarga wanita, sebagai bantuan
dari pihak pria sebagai rasa ikut bertanggung jawab dalam
menyelenggarakan upacara pernikahan.
Hal ini selain mempunyai nilaiseni juga
mengandung arti simbolis bahwa mempelai pria benar-benar sudah siap bahan makanan yang akan digunakan untuk hidup berumah tangga. Baik bahanmakanan yang sudah jadi, bahan makananmentah, maupun bahan makanan yangmasih berupa tanaman.
9. Ngaturi Slametan
Selametan/kenduri, maksud dantujuan
selametan/kenduriadalahmemberitahu
kepada tetangga dan sanak keluarga bahwa orang yang mengadakan selametan akan
mempunyai hajat menikahkan anak
gadisnya.
Untuk itu para tetangga dan
sanak keluarga yangdiundang selametan diminta membeikan doa kepada kedua mempelai, agar pelaksanaan pernikahannya dapat berjalanlancar dan selamat.
9. Ijab Qobul
Ijab qabul/nikah dilaksanakan dirumahmempelai wanita menurut tatacaraagama
yang dianut oleh mempelai berdua.Bila
calon mempelai pria rumahnya jauhdari
rumah mempelai wanita, ia diperbolehkan
mondok di rumah mempelai wanita, hal
semacam ini menurut adat lamongan
dinamakan nyantri.
Kedatanganmempelai pria beserta para kerabat, dan pengiringnya disambut ayah-ibu mempelai wanita di beranda/teras depan rumahnya. Kemudian diadakan serah terimamempelai pria kepada keluarga mempelaiwanita.
10. Temu Manten
Sebelumnya pelaksanaan temumanten/panggih, mempelai wanita diajak ke rumah sesepu desa atau kepala dusun,di situ
mempelai wanita dirias. Setelah selesai di
rias, mempelai wanita digendong/dibopong
oleh pamannya dibawa pulang ke rumah
orang tuamempelai wanita. Sampai di
rumah di dudukkan di kursi yang diletakkan didepan pintu rumah bagian dalam atau diteras rumah tetapi agak ke dalam, dengan didampingi dua orang gadis pengiringnya, untuk menuggu kedatangan mempelai pia.
11. Upacara Dalam Tuwuh
Mempelai makan didalamtuwuh,setelah beberapa saat duduk di pelaminan,
dan para tamu makan hidangan yang
telah disediakan, kedua mempelai oleh dukunmanten diajak menuju ketuwuh dan
dudukdiatas tikar didalam tuwuh.
Kedua mempelai duduk berhadapan,
ditengahnya ada bantal kecil berwarna
putih, dandidekatnya diletakkan batang
pisang dansesaji. Yang boleh masuk
kedalamtuwuh hanya kedua mempelai dan
dukun manten.
Upacara didalamtuwuh adalah mempelai
berdua makan nasi kuning yang
dikepalyang merupakan bagian sesaji.
Caranya, dimakan sedikit oleh mempelai
pria kemudian sisanya diberikan mempelai
wanita untuk dimakan juga sedikit
dansisanya lagi diberikan kepada
dukunmanten untuk dikembalikan ke
piring dandisimpan, hal ini mempunyai
arti simbolisagar rejeki yang diperoleh
suami tidak dihabiskan tetapi dipergunakan sedikit danditabung untuk masa depan.
12. Penyerahan Nafkah
Yang dimaksud penyerahan nafkahadalahpenyerahan berbagai kebutuhanhidup
yang dirupakan beras, uang dan pakaian
yang melambangkan kebutuhansandang
pangan dan merupakan bukti pertanggungjawaban suami
terhadapkehidupan anggota rumah tangga
nya.
Semua barang-barang tersebut
diangkatatau digendong oleh mempelai
pria ke tempat upacara penyerahan nafkah
danditurunkan mempelai pria sekaligus menyerahkn kepada mempelai
wanitadengan mengucapkan “iki dek,
sandang pangan soko aku”. Selanjutnya
pengantinwanita memegang barang-barang tersebutsebagai tanda diterima.
13. Upacara Setelah Temu
Ada tiga macam acara pentingsetelahupacara temu/panggih, yaituramah-ramah
dan hiburan, setelah hajatselesai
dilanjutkan dengan membongkar tarub dan menutup gedheg dan upacara
terakhir adalah sepasaran, yaitu mengantar
kedua mempelai ke rumah
orangtuamempelai laki-laki. Dalam acara
sepasaran ini yang mempunyai hajat adalah orangtuamempelai laki-laki.
14. Spasaran
Sepasar (sepekan) setelah pelaksanaan akad nikah, diadakan upacara sepasaran, sedangkan orang tua pengantin wanita mewakilkan salah satu anggotakeluarga dengan diiringi rombongan,datang ke rumah orangtua mempelai pria. Kedatangan rombongan keluarga pegantinwanita ke rumah besandengan disertaimembawa berbagai barang
bawaan yang berupa :
- Jodang berisi kue dan makanan yang jumlah nya harus lebih banyak dariyang dibawa oleh rombongankeluarga pengantin pria ketikadatang kerumah orangtua pengantinwanita.
- Satu ember mendut dengan isi berwara merah yang disebut katul.3) Satu ember mendt dengan isivberwarna putih
- Satu pikul nasi lengkap dengan lauk pauk nya (sega/jangan)Yang dipersiapkan oleh orangtua pengantin pria untuk menyambutkedatangan kedua pengantin dan rombongan.
Setelah kedua pengantin datang,ibu
pengantin pria memberi makan nasi yang
dikepal kepada kedua pengantin dengan
cara didulang ataudisuapkan dan cara
makan digigit sedikit. Setelah itu kedua
pengantindiberi minum air putih
yangdiwadahi jebor. Ini merupakan tanda
bahwa orang tua memberikan makan
(ngingoni) terakhir kepada anaknyakarena
mereka sudah dianggap dewasa dan mulai
mencari nafkah sendiri. Selanjutnya kedua
pengantin dibimbing kedua orang tua pengantin pria untuk menuju tempat yangdisediakan untuk melaksanakanupacara sepak telur.
Pelaksanaannya,satu butir telor ayam
diletakkan didalam takir yang berisi gecok
bakal,takir tersebut ditaruh di
atasdhingklik yang telah dilapis kain batik
(jarit).
Pengantin priamenyepaktakir yang
berisi gecok bakal dan telor sehingga
terlempardan tumpah. Setelah itu ibu
pengantin pria mengambil janur dan
daun beringin, dicelupkan air
bungasetaman, kemudian
dipercikkan kepada kedua pengantin secara bergantian dari kepala sampai matakaki.
Setelah ibu pengantin priaselesai
memberikan percikkan air bunga setaman,
anggota keluargayang lain yang dianggap sesepuh juga memberikan percikkan air
bunga setaman seperti itu.
Setelahdianggap cukup dilanjutkan dengan
ramah tamah.
Pada malam harinya, kedua orangtua
pengantin wanita datang berkunjung ke
rumah besannyasambil membawa gula dan kopi bubuk, dan berpesan kepada besannya agar kedua pengantin harus pulang ke
rumah orang tua pengantinwanita sebelum ayam jantan berkokok (sebelum subuh).
Belum ada Komentar untuk "Sejarah Pernikahan Baksri Dari Lamongan dan Makna Didalamnya"
Posting Komentar